Bicara soal tradisi yang ada di Minang, tentu akan lama selesainya. Kali ini aku akan fokus pada tradisi yang ada di Padang, Sumatera Barat. Salah satu tradisi yang paling menyenangkan di Padang adalah Arak Bako. (perlu diingat, bahwa tak jarang proses arak bako ini berbeda di beberapa daerah)
Arak Bako adalah upacara adat pra perkawinan. Arak Bako juga dikatakan sebagai cerminan masyarakat Minang yang sering bergotong-royong. Saat penyelenggaraannya, ibu-ibu dari kedua mempelai akan berjalan bersama-sama menuju ke tempat resepsi pernikahan. Biasanya, ibu-ibu yang mengiringi marapulai (laki-laki) dan anak daro (perempuan) akan memakai baju seragam atau baju dengan warna yang senada. Marapulai dan anak daro juga ikut berjalan, namun saat ini ada juga marapulai dan anak daro-nya yang duduk di bendi, sementara pengiringnya berjalan kaki.
Di kiri-kanan pengantin ada yang namanya sumandan, mereka juga bertugas memayungi pengantin. Oh iya! Yang mengiringi pengantin juga akan membawa Jamba (suatu istilah pembawaan saat Arak Bako berlangsung). Tempat Jamba dapat berbentuk dulang, baki, dan piring ceper yang lebar, biasanya berisikan kue, singgang ayam, buah-buahan, ikan, dan lain-lain. Jamba itu diletakkan di kepala masing-masing pengiring. Hebatnya, meskipun diletakkan di kepala, tidak ada isian yang terjatuh. Orang Minang keren, kan?
Kemudian yang bertugas membawa carano adalah Bundo Kanduang. Carano biasanya berisikan siriah, gambia, dan rokok.
Semakin banyak pihak dari kedua mempelai yang ikut, maka akan semakin panjang pula barisannya. Bahkan tak jarang tradisi ini dapat membuat sebelah jalan terhambat, hingga menimbulkan kemacetan yang tidak berlangsung lama.
Perjalanan tersebut juga diiringi dengan lantunan musik khas Minang, bisa berupa talempong dan tambua tasa.
Upacara adat ini adalah upacara yang paling menyenangkan. Meskipun harus berjalan (bisa jauh bisa dekat, tergantung di mana resepsi pernikahannya akan dilaksanakan)— dengan adanya lantunan musik yang meriah, lelah pun tak akan terasa.
Sesampainya di depan tempat resepsi, para datuak dan sutan (tetua adat) masing-masing pengantin saling berbalas pantun sebagai tanda penghormatan kepada tuan rumah (InfoPublik 2019).
Menurut Sutan Pamenan (dalam InfoPublik 2019), "Arak-arakan pengantin ini bisa melibatkan banyak orang. Semakin banyak peserta arakan pertanda semakin tinggi status sosial pengantin."
Aku sendiri pernah menjadi pemain musik di acara Arak Bako beberapa kali. Karena saat masih duduk di bangku menengah atas, aku bergabung dengan sanggar musik SMA-ku. Dikarenakan sanggar kami masih baru dan tergolong murah pada masa itu, maka kami sering diminta untuk menjadi pemain musik di acara Arak Bako. Enak loh, sudahlah kita dibayar, dikasih makan gratis lagi, hihi.
Arak Bako sendiri juga bertujuan untuk memberitahu orang-orang bahwa sudah terjalinnya hubungan baru antara marapulai dan anak daro beserta keluarga besarnya.
Sumber 3 gambar [https://www.benarnews.org/indonesian/slide-show/maarak-jamba-minangkabau-11012016154605.html]
Sumber :
https://beritasumbar.com/anak-daro-jo-marapulai-ba-arak-arak-sabaliak-kampuang/
http://infopublik.id/kategori/nusantara/327128/arak-bako-tradisi-mengantarkan-mempelai-pria-di-ranah-minang
https://www.benarnews.org/indonesian/slide-show/maarak-jamba-minangkabau-11012016154605.html
Narasumber :
Mama-ku😁
Mama-ku😁
*Tulisan ini juga aku publikasikan di platforfm wattpad dengan nama akunku mager1001
0 comments:
Post a Comment